Rabu, 01 Januari 2014

MIkrobiologi Lingkungan ( ISOLASI MIKROBA PENGURAI PLASTIK)





 ISOLASI MIKROBA PENGURAI PLASTIK
 (Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan)



Disusun  Oleh
Lestari
1017021012










JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013



I.  PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Plastik adalah bahan yang paling banyak digunakan pada jaman modern ini. Plastic sifatnya praktis, bersih, dan dapat dibentuk menjadi berbagai barang yang amat berguna dan memudahkan keseharian kita.

Walaupun begitu plastic adalah limbah yang disebut-sebut tak dapat terurai, tak ramah lingkungan, dan merupakan limbah paling berbahaya dan merepotkan yang menjadi masalah utama penanganan limbah dunia. Meskipun bias terurai, plastic memebutuhkan waktu hingga ribuan tahun untuk dapat terurai. Hal ini sangatlah tidak efektif dan menimbulkan masalah yang besar terhadap pencemaran.

Secara umum biodegradasi atau penguraian bahan (senyawa) organik oleh mikroorganisme dapat terjadi bila terjadi transformasi struktur sehingga terjadi perubahan integritas molekuler. Proses ini berupa rangkaian reaksi kimia enzimatik atau biokimia yang mutlak memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroorganisme (Shechan Nugroho,2006).

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan mikroba pengurai plastik mengetahui kemampuan mikroba tersebut dalam menguraikan plastik.



II. TINJAUAN PUSTAKA

Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik sintetikdiproduksi dunia untuk digunakan di berbagai sektorindustri, dan kira-kira sebesar itulah sampah plastic yang dihasilkan setiap tahun. Sesuai perkiraan Industri Plastik dan Olefin Indonesia (INAPlas) disebutkan,kebutuhan plastik masyarakat Indonesia di tahun 2002sekitar 1,9 juta ton kemudian meningkat menjadi 2,1 juta ton di tahun 2003. Sementara kebutuhan plastic dalam negeri di tahun 2004 diperkirakan mencapai 2,3 juta ton (Martaningtyas, D.2004)

Plastik telah menjadi kebutuhan hidup yang terus meningkat jumlahnya. Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer sintetik, terbuat dari minyak bumi (non-renewable) yang tidak dapat terdegradasi mikroorganisme di lingkungan. Kondisi demikian ini menyebabkan kemasan plastik sintetik tersebut tidak dapat dipertahankan penggunaannya secara meluas karena akan menambah persoalan lingkungan dan kesehatan diwaktu mendatang. Berdasarkan fakta dan kajian ilmiah yang ada serta meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan lingkungan lestari, mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan teknologi
bahan kemasan yang biodegradable (Latief, R. 2001).

Mikroorganisme memainkan peran kunci dalam proses biodegradasi dilingkungan (Gu, 2003). Enam isolat bakteri telah diisolasi dari tanah yang tertimbun sejumlah besar lapisan (film) dari polistirena menunjukan kaitan erat dan pertumbuhan pada polistirena sebagai sumber karbon tunggalnya. Enzim ekstraselular mikroorganisme ini memainkan peran kunci dalam proses biodegradasi suatu polimer. Enzim ini mengubah polimer rantai panjang menjadi bentuk yang lebih sederhana dan selanjutnya menjadi molekul yang lebih kecil sehingga mudah untuk diabsorbsi dan dimetabolisme didalam mikroorganisme dengan bantuan enzim-enzim intraselular. Tumpukan polimer ditanah digunakan sebagai bidang uji untuk studi biodegradasi dikarenakan mirip dengan kondisi lingkungan alaminya (Eubeler et al., 2009).


III. PROSEDUR PERCOBAAN

A.      Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 13 Maret 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung.
B.       Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, erlenmeyer, bunsen, jarum ose, cawan petri, pot, mikropipet dan mikrotip, media yeast extract agar, NA, aquades, rose bengal, sampel tanah dari plastik.
C.      Cara Kerja
           
· Isolasi Mikroba Pengurai Plastik

Isolasi mikroba pengurai plastik dilakukan dengan membuat media tanah agar untuk media pertumbuhan awal. Media tanah agar dimasukkan ke dalam cawan petri hingga memadat, kemudian suspensi bakteri tanah dipour plate ke dalam cawan dan diinkubasi selama 48 jam. Mikroba yang tumbuh dibedakan menjadi bakteri, yeast, dan fungi yang ditumbuhkan pada media spesifik masing-masing. NA untuk bakteri, YEA untuk yeast atau kapang, dan Rose Bengal untuk fungi atau jamur dan diinkubasi minimal 48 jam.

·  Penguraian Platik

Bakteri, yeast, dan fungi yang berhasil diisolasi disuspensikan ke dalam 10 ml garam fisiologis. Tanah yang akan menjadi habitat mikroba untuk menguraikan plastik disterilkan dan diletakkan ke dalam pot-pot kecil berisi plastik yang sudah ditimbang sebelumnya. Suspensi bakteri, yeast, dan fungi dimasukkan ke dalam pot-pot tersebut dan diaduk hingga rata. Plastik yang sudah ditimbang dipendam selama 3 minggu di dalam pot. Setelah 3 minggu, plastik ditimbang kembali untuk diketahui beratnya.


IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.      Data Pengamatan
Table 1. Hasil Pengamatan Mikroba Pengurai Plastik
Ulangan
Berat awal plastik (g)
Berat akhir plastic (g)
Selisih (g)
1
3,44
3,40
0,004
2
3,80
3,78
0,02
3
3,05
3,0
0,05
Rata-rata
0,04


B.       Pembahasan

Dalam praktikum kali ini  dilakukan pengamatan bakteri yang dapat berperan sebagai bakteri pendegradasi plastik. Dari  hasil pengamatan dapat dipastikan bahwa bakteri hasil isolat dapat mendegradasi plastik, hal ini terlihat dari perubahan berat plastik awal sebelum diberi perlakuan dengan plastik setelahnya.
Pada ulangan 1 terjadi perubahan dengan selisih berat 0,004, ulangan kedua sebesar 0,2, dan ulangan ketiga sebesar 0,05.

Populasi mikroba dipengaruhi oleh bahan-bahan di lingkungan sekitarnya. Mikroba tanah ini yang mampu menggunakan senyawa karbon yang terkandung didalam polimer akan melimpah jumlahnya sementara yang tidak bisa menggunakanya tidak akan mampu bertahan. Mikroba-mikroba ini memiliki beragam jalur degradasi polimer sejalan dengan keanekaragaman mikroorganisme yang memetabolisme hidrokarbon aromatik. Sifat fisik dan kimia alami pada proses pembusukan pada beragam material merupakan karakteristik utama biodegradasi. Oraganisme seperti ini disebut biodeteriogen yang memiliki kemampuan saprotrofik dengan menggunakan substrat untuk keberlanjutan pertumbuhan dan reproduksinya (Pinzari et al., 2006).
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.


V. KESIMPULAN


Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan.
2.      Pada ulangan 1 terjadi perubahan dengan selisih berat 0,004, ulangan kedua sebesar 0,2, dan ulangan ketiga sebesar 0,05.
3.      Berubahan berat plastic menjadi indikasi adanya bakteri yang berperan sebagai pendegradasi plastik.
4.      Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Hartmann, M.H. (1998), High Molecular Weight Polylactic Acid Polymers, In: Byopolymers from Renewable Resources, D.L. Kaplan, Editor.

Latief, R. (2001). Teknologi Kemasan Plastik Biodegradable, Makalah Falsafah Sains (PPs 702) Program Pascasarjana/S3 IPB, Bandung, http://www.hayatiipb.com/users/rudyct/indiv2001/rindam_latief.htm

Martaningtyas, D. (2004). Potensi Plastik Biodegradable, 02 September 2004. http://www.pikiranrakyat. com/cetak/0904/02/cakrawala/ lainnya06.htm

Nugroho, A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Jakarta: Bumi Aksara
               Springer: New York, p. 367-411.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar