ISOLASI
MIKROBA PENGURAI PLASTIK
(Laporan Praktikum Mikrobiologi Lingkungan)
Disusun Oleh
Lestari
1017021012
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Plastik adalah bahan yang paling banyak digunakan
pada jaman modern ini. Plastic sifatnya praktis, bersih, dan dapat dibentuk
menjadi berbagai barang yang amat berguna dan memudahkan keseharian kita.
Walaupun begitu plastic adalah limbah yang
disebut-sebut tak dapat terurai, tak ramah lingkungan, dan merupakan limbah
paling berbahaya dan merepotkan yang menjadi masalah utama penanganan limbah
dunia. Meskipun bias terurai, plastic memebutuhkan waktu hingga ribuan tahun
untuk dapat terurai. Hal ini sangatlah tidak efektif dan menimbulkan masalah
yang besar terhadap pencemaran.
Secara umum biodegradasi atau
penguraian bahan (senyawa) organik oleh mikroorganisme dapat terjadi bila
terjadi transformasi struktur sehingga terjadi perubahan integritas molekuler.
Proses ini berupa rangkaian reaksi kimia enzimatik atau biokimia yang mutlak
memerlukan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroorganisme (Shechan Nugroho,2006).
Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan mikroba pengurai plastik
mengetahui kemampuan mikroba tersebut dalam menguraikan plastik.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap
tahun sekitar 100 juta ton plastik sintetikdiproduksi dunia untuk digunakan di
berbagai sektorindustri, dan kira-kira sebesar itulah sampah plastic yang
dihasilkan setiap tahun. Sesuai perkiraan Industri Plastik dan Olefin Indonesia
(INAPlas) disebutkan,kebutuhan plastik masyarakat Indonesia di tahun
2002sekitar 1,9 juta ton kemudian meningkat menjadi 2,1 juta ton di tahun 2003.
Sementara kebutuhan plastic dalam negeri di tahun 2004 diperkirakan mencapai
2,3 juta ton (Martaningtyas, D.2004)
Plastik
telah menjadi kebutuhan hidup yang terus meningkat jumlahnya. Plastik yang digunakan
saat ini merupakan polimer sintetik, terbuat dari minyak bumi (non-renewable)
yang tidak dapat terdegradasi mikroorganisme di lingkungan. Kondisi demikian
ini menyebabkan kemasan plastik sintetik tersebut tidak dapat dipertahankan
penggunaannya secara meluas karena akan menambah persoalan lingkungan dan
kesehatan diwaktu mendatang. Berdasarkan fakta dan kajian ilmiah yang ada serta
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan lingkungan
lestari, mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan teknologi
bahan kemasan yang biodegradable (Latief, R. 2001).
Mikroorganisme memainkan peran kunci
dalam proses biodegradasi dilingkungan (Gu, 2003). Enam isolat bakteri telah
diisolasi dari tanah yang tertimbun sejumlah besar lapisan (film) dari
polistirena menunjukan kaitan erat dan pertumbuhan pada polistirena sebagai
sumber karbon tunggalnya. Enzim ekstraselular mikroorganisme ini memainkan
peran kunci dalam proses biodegradasi suatu polimer. Enzim ini mengubah polimer
rantai panjang menjadi bentuk yang lebih sederhana dan selanjutnya menjadi
molekul yang lebih kecil sehingga mudah untuk diabsorbsi dan dimetabolisme
didalam mikroorganisme dengan bantuan enzim-enzim intraselular. Tumpukan
polimer ditanah digunakan sebagai bidang uji untuk studi biodegradasi
dikarenakan mirip dengan kondisi lingkungan alaminya (Eubeler et al., 2009).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 13
Maret 2013 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas
Lampung.
B. Alat
dan Bahan
Adapun
alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi,
erlenmeyer, bunsen, jarum ose, cawan petri, pot, mikropipet dan mikrotip, media
yeast extract agar, NA, aquades, rose bengal, sampel tanah dari plastik.
C. Cara Kerja
· Isolasi Mikroba
Pengurai Plastik
Isolasi mikroba pengurai plastik dilakukan dengan membuat media
tanah agar untuk media pertumbuhan awal. Media tanah agar dimasukkan ke dalam
cawan petri hingga memadat, kemudian suspensi bakteri tanah dipour plate ke
dalam cawan dan diinkubasi selama 48 jam. Mikroba yang tumbuh dibedakan menjadi
bakteri, yeast, dan fungi yang ditumbuhkan pada media spesifik masing-masing.
NA untuk bakteri, YEA untuk yeast atau kapang, dan Rose Bengal untuk fungi atau
jamur dan diinkubasi minimal 48 jam.
· Penguraian
Platik
Bakteri, yeast, dan fungi
yang berhasil diisolasi disuspensikan ke dalam 10 ml garam fisiologis. Tanah
yang akan menjadi habitat mikroba untuk menguraikan plastik disterilkan dan
diletakkan ke dalam pot-pot kecil berisi plastik yang sudah ditimbang
sebelumnya. Suspensi bakteri, yeast, dan fungi dimasukkan ke dalam pot-pot
tersebut dan diaduk hingga rata. Plastik yang sudah ditimbang dipendam selama 3
minggu di dalam pot. Setelah 3 minggu, plastik ditimbang kembali untuk
diketahui beratnya.
IV.
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Pengamatan
Table 1. Hasil Pengamatan Mikroba
Pengurai Plastik
Ulangan
|
Berat awal plastik (g)
|
Berat akhir plastic (g)
|
Selisih (g)
|
1
|
3,44
|
3,40
|
0,004
|
2
|
3,80
|
3,78
|
0,02
|
3
|
3,05
|
3,0
|
0,05
|
Rata-rata
|
0,04
|
B.
Pembahasan
Dalam praktikum
kali ini dilakukan pengamatan bakteri
yang dapat berperan sebagai bakteri pendegradasi plastik. Dari hasil pengamatan dapat dipastikan bahwa
bakteri hasil isolat dapat mendegradasi plastik, hal ini terlihat dari
perubahan berat plastik awal sebelum diberi perlakuan dengan plastik setelahnya.
Pada ulangan 1 terjadi perubahan
dengan selisih berat 0,004, ulangan kedua sebesar 0,2, dan ulangan ketiga
sebesar 0,05.
Populasi mikroba dipengaruhi oleh
bahan-bahan di lingkungan sekitarnya. Mikroba tanah ini yang mampu menggunakan
senyawa karbon yang terkandung didalam polimer akan melimpah jumlahnya
sementara yang tidak bisa menggunakanya tidak akan mampu bertahan.
Mikroba-mikroba ini memiliki beragam jalur degradasi polimer sejalan dengan
keanekaragaman mikroorganisme yang memetabolisme hidrokarbon aromatik. Sifat
fisik dan kimia alami pada proses pembusukan pada beragam material merupakan
karakteristik utama biodegradasi. Oraganisme seperti ini disebut biodeteriogen
yang memiliki kemampuan saprotrofik dengan menggunakan substrat untuk keberlanjutan
pertumbuhan dan reproduksinya (Pinzari et al., 2006).
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme
untuk mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan
mengubah struktur kimia polutan tersebut, sebuah peristiwa yang disebut
biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi,
dimana polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan
akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme
untuk mengurangi polutan di lingkungan.
2. Pada
ulangan 1 terjadi perubahan dengan selisih berat 0,004, ulangan kedua sebesar
0,2, dan ulangan ketiga sebesar 0,05.
3. Berubahan
berat plastic menjadi indikasi adanya bakteri yang berperan sebagai
pendegradasi plastik.
4. Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah
struktur kimia polutan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Hartmann,
M.H. (1998), High Molecular Weight Polylactic Acid Polymers, In: Byopolymers
from Renewable Resources, D.L. Kaplan, Editor.
Latief,
R. (2001). Teknologi Kemasan Plastik Biodegradable, Makalah Falsafah Sains (PPs
702) Program Pascasarjana/S3 IPB, Bandung, http://www.hayatiipb.com/users/rudyct/indiv2001/rindam_latief.htm
Martaningtyas,
D. (2004). Potensi Plastik Biodegradable, 02 September 2004. http://www.pikiranrakyat.
com/cetak/0904/02/cakrawala/ lainnya06.htm
Nugroho,
A. 2003. Bioremidiasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Jakarta: Bumi Aksara
Springer: New
York, p. 367-411.
http://gedangmatikenekvirus.wordpress.com/2011/04/27/mikroorganisme-pendegradasi-polistirena-plastik/wahju hidayat/Departement of Biology-UNS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar