MIKROBIOLOGI
UDARA
(Laporan
Praktikum Mikrobiologi Lingkungan)
Disusun
Oleh
Lestari
1017021012

JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2013
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroba ada dimana-mana, termasuk
udara. Diudara hidup berbegai jenis mikroba yang saling hidup berdampingan.
Udara terdiri dari berbagai lapisan hingga ketinggian sekitar 1000 km. Lapisan
yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Di daerah subtropis, troposfer memanjang
sekitar 11 km sedangkan di daerah tropis sampai sekitar 16 km. Troposfer ini
dicirikan dengan keberadaan mikroorganisme. Temperatur atmosfer bervariasi
dekat permukaan bumi. Namun, mikroba dalam jumlah besar ditemukan di atmosfer
bagian bawah (permukaan bumi).
Oksigen merupakan kebutuhan utama manusia yang paling
esensial. Saat ini, masyarakat di kota-kota besar sudah sulit mendapat udara
yang bersih dan segar karena tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap
kendaraan bermotor dan kegiatan pabrik. Kondisi pencemaran udara seperti ini
mengakibatkan logam-logam berat berbahaya, virus, bakteri dan mikroorganisme
lainnya bercampur baur dan masuk ke dalam tubuh melalui tarikan napas kita.
Mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
berterbangan bebas di udara dan cara penanggulangannya adalah penting agar kita
dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Pada praktikum kali ini,
kami akan memaparkan beberapa jenis mikroba udara serta identifikasi jenis
mikroba udara dari berbagai ruangan laboratorium yang berbeda-beda.
B.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini ialah untuk
mengetahui berbagai jenis mikroba yang ditemukan di udara.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi
Lingkungan
Menurut Budiyanto (2005), lingkungan
merupakan sesuatu yang ada di sekeliling kita dimana semua makhluk hidup berada
dari makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna (manusia).
Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga komponen
tersebut kita sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari, bila ketiga
komponen tersebut terganggu maka terganggu pula aktivitas kita, misalnya saja
jika terdapat mikroorganisme yang tidak menguntungkan dalam air dan yang
lain-lainnya, lebih lanjutnya akan kita bahas di bawah ini. Peranan
mikroorganisme dalam pengelolaan pencemaran lingkungan dapat terjadi dalam dua
hal :
·
Mikroorganisme
yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu proses produk
sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin.
·
Mikroorganisme
yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih.
Mikrobiologi
udara
Udara tidak mempunyai flora alami,
karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh terapung begitu saja di udara.
Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-organisme yang terdapat
sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap
kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di udara, batuk, dan bersin
menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara). Kebanyakan
partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai paru-paru, karena
partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas. Sebaliknya,
partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak infektif yang
berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme,
kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan
macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah yang berdebu hampir selalu mempunyai populasi
mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es
akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh
partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu (Budiyanto, 2002).
Menurut Unus Suriawiria (1985),
kompisisi baku udara yang kita hisap setiap saat, sudah diketahui sejak lama.
Walaupun begitu sejalan dengan semakin kompleknya masalah pencemaran udara maka
komposisi tersebut banyak yang berubah, khususnya karena terdapat komponen
asing/mikroorganisme. Komposisi baku udara secara kimia sebagai berikut:
Tabel. Komposisi udara murni tanpa
cemaran mikrooganisme
Komponen
|
Komposisi (ppm)
|
|
Per Volume
|
Per Berat
|
|
Nitrogen
|
780.900
|
755.100
|
Oksigen
|
209.500
|
231.500
|
Argon
|
9.300
|
12.800
|
CO2
|
300
|
460
|
Neon
|
18
|
12,5
|
Helium
|
5,2
|
0,72
|
Metan
|
2,2
|
1,2
|
Kripton
|
1
|
2,9
|
N. Oksida
|
1
|
1,5
|
Hidrogen
|
0,5
|
0,08
|
Xenon
|
0,08
|
0,36
|
Kelompok mikroorganisme yang paling
banyak berkeliaran di udara bebas adalah bakteri, jamur (termasuk didalamnya
ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup tersebut didalam udara, ada
yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam bentuk generatif
(umumnya spora).
Jenis mikroba
yang ditemukan di udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga
mengandung mikroorganisme. Di udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri,
jamur dan ganggang, virus dan kista protozoa. Selama udara terkena sinar
matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan berkurang kelembabannya.
Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat toleran pada kondisi ini,
kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan media penyebaran
bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan
dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua bagian,
yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak
1799, di mana tahun Lazaro Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori
“generatio spontanea”. Tahun 1837, Theodore Schwann, dalam percobaan untuk
mendukung pandangan Spallanzani memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke
dalam kaldu daging steril dan menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat
terjadi. Louis Pasteur pada tahun 1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan
bahwa mikroorganisme tumbuh akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan
kapas khusus untuk menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam
kaldu daging steril. Dia secara mikroskopis menunjukkan keberadaan
mikroorganisme dalam kapas. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa,
ia menunjukkan bahwa pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam media steril kecuali
terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keberadaan Mikroba Di Udara
Sejumlah faktor
intrinsik dan lingkungan mempengaruhi dan distribusi jenis mikroflora di udara.
faktor intrinsik meliputi sifat dan keadaan fisiologis mikroorganisme dan juga
keadaan suspensi. Spora relatif lebih banyak daripada sel vegetatif. Hal
ini terutama karena sifat spora dorman yang memungkinkan mereka untuk
mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti pengeringan, kurangnya
nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet. Demikian pula spora
fungi berlimpah di udara karena spora merupakan alat penyebaran
penyebaran fungi (Krisno, 2010).
Menurut Agus
(2010), Ukuran mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan jangka waktu
mereka untuk tetap melayang di udara. Umumnya mikroorganisme yang lebih
kecil dapat dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap di sana selama jangka
waktu lama. Faktor-faktor
lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu atmosfer, kelembaban,
angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan kelembaban relatif adalah dua
faktor penting yang menentukan viabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia
marcesens dan E. coli menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara
terkait erat dengan suhu.
Pengaruh angin
juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara. Pada udara yang tenang, partikel
cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit aliran udara dapat menjaga mereka
dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama. Angin penting dalam penyebaran
mikroorganisme karena membawa mereka lebih jauh. Arus juga memproduksi
turbulensi udara yang menyebabkan distribusi vertikal mikroba udara. Pola cuaca
global juga mempengaruhi penyebaran vertikal. Ketinggian membatasi distribusi
mikroba di udara. Semakin tinggi dari permukaan bumi, udara semakin kering,
radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan suhu semakin rendah sampai bagian
puncak troposfer. Hanya spora yang dapat bertahan dalam kondisi ini, dengan
demikian, mikroba yang masih mampu bertahan pada ketinggian adalah mikroba
dalam fase spora dan bentuk-bentuk resisten lainnya.
Distribusi Mikroba di Udara
Mikrooganisme
di udara umumnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroorganisme udara di luar
ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan (Dwijoseputro, 1990) ;
1. Mikroba Di Luar
Ruangan
Mikroba yang
ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian
300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah yang
melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup
angin. Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut sampai
sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang
paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium,
dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis.
Mikroba yang ditemukan di udara di
atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan
Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi, serbuk sari, kista
protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.
2. Mikroba di dalam Ruangan
Dalam debu dan
udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang menderita penyakit
menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum, streptokokus,
pneumokokus, dan staphylokokus. Bakteri ini tersebar di udara
melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar
cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan
dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam
debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung
patogen. Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk
dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat
berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin
berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga
diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit
jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di
udara.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Pada pratikum
mikrobiologi lingkungan ini tentang
mikrobiologi udara bertempat di
Laboratorium Zoologi
dan untuk identifikasi dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali
ini adalah neraca analitik, sepatula, Bunsen, tabung reaksi, labu Erlenmeyer,
vortex, mikro pipet, cawan petridish, incubator, aluminium foil, dan rak tabung
reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan ialah media PCA.
C. Cara Kerja
Siapkan
alat dan bahan yang telah disterilkan. Masukkan media PCA kedalam cawan petri
steril secara aseptik. Biarkan hingga memadat. Bawalah media tersebut keruang
laboratorium yang telah ditentukan. Taruh media pada sudut tiap ruangan dengan
posisi cawan petri terbuka. Biarkan selama 15 menit. Selanjutnya ambil cawan
tersebut tutup kembali dan bungkus dengan kertas. Inkubasikan media tersebut
pada imkubator bakteri selama 24 jam. Setelah 24 jam amati secara kasat mata
dan catat mikroba apa saja yang tumbuh. Lakukan pengamatan lebih lanjut secara
mikroskopik untuk identifikasi jenis mikroba, identifikasi berdasarkan bentuk
dan jenis spora (khusus kapang dan yeast).
IV.
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Bakteri Laboratorium Zoologi
No.
|
Jenis MO
|
Koloni
|
Bentuk Sel
|
Gram
|
Spora
|
||
Elevasi
|
Bentuk
|
Warna
|
|||||
1
|
Lab. Zoologi 1
|
flat
|
circular
|
cream
|
bacill
|
negatif
|
-
|
2
|
Lab.
Zoologi 2
|
flat
|
circular
|
cream
|
bacill
|
negatif
|
-
|
3
|
Lab.
Zoologi 3
|
flat
|
circular
|
cream
|
bacill
|
negatif
|
-
|
Tabel 2. Gambar Pengamatan
Mikroskopik Bakteri Ruangan Laboratorium Zoologi
No.
|
Jenis MO
|
Gambar
|
1
|
Lab.
Zoologi 1
|
![]() |
2
|
Lab.
Zoologi 2
|
![]() |
3
|
Lab. Zoologi
|
![]() |
Tabel 3. Hasil Pengamatan Jamur Laboratorium Zoologi
No
|
Jenis MO
|
Koloni
|
Hifa
|
Spora
|
Bentuk Khusus
|
|||
Bentuk
|
Warna
|
Tepi
|
||||||
Cawan
1
|
||||||||
1
|
Aspergillus
|
Ireguler
|
Hijau
|
Convex
|
Bersekat
|
Konidiospora
|
Vesikula
|
|
Cawan
2
|
||||||||
2
|
Aspergillus
|
Ireguler
|
Hijau
|
Convex
|
Bersekat
|
Konidiospora
|
Vesikula
|
|
Tabel 2. Gambar Pengamatan
Mikroskopik Jamur
Ruangan Laboratorium Zoologi
No.
|
Jenis MO
|
Gambar
|
1
|
Lab.Zoologi 1
|
![]() |
2
|
Lab.Zoologi
2
|
![]() |
3
|
Lab.Zoologi
3
|
![]() |
B.
Pembahasan
Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-organisme
yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel
debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di udara, batuk, dan
bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara).
Dalam
praktikum kali ini dilakukan uji mikrobiologi udara. Dimana praktikum ini
bertujuan untuk melihat keragaman mikroorganisme yang hidup diudara khusus
diruang laboratorium Zoologi. Dalam melakukan isolasi digunakan media PCA. PCA
dapat menjadi media yang baik untuk bakteri, kapang, maupun yeast. Sehingga diharapkan
memperoleh berbagai keragaman organisme yang lebih banyak. Pada percobaan digunakan sebanyak 3
media pada cawan petri, yang diletakkan secara acak pada tiap sudut ruangan
laboratorium.
Berdasarkan hasil pengamatan media
setelah diinkubasi, diperoleh berbagai jenis bentuk bakteri. Namun untuk ketiga
media didapat bentuk yang sama. Dari pengamatan didapat bentuk koloni circular,
elevasi flat, berwarna crem, bentuk sel berupa bacill, dan bersifat gram
negative. Ruangan ini merupakan ruangan yang cukup luas , dan hamper tiap hari
dipakai untuk belajar oleh banyak siswa yang saling berinteraksi satu sama
lain, banyak sekali terdapat mikroba dengan morfologi yang bermacam-macam.
Tingkat pencemaran yang tinggi tersebut dipeengaruhi oleh beberpa factor seperti
laju ventilasi, padatnya orang, dan sifat serta taraf kegiatan orang yang menempati ruangan tersebut. Kelompok
mikroba yang paling banyak ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan
kehadirannya melalui udara, umumnya disebut jasad kontaminan (hal ini
mengingat apabila suatu benda/substrat yang ditumbuhinya dinyatakan sebagai
substrat yang terkontaminasi (Yursa, 2010).
Selain ditemukan bakteri, hasil
pengamatan juga memperoleh beberapa koloni jamur. Ditemukannya beberapa koloni
Aspergillus. Hal ini terlihat dari pengamatan secara mikroskopik. Dicirikan
dengan bentuk koloni yang ireguler , dengan tepi convex, hifa bersekat , spora
dengan konnidiospora, dan memiliki
bentuk khusus yaitu vesikula.
Penyebaran
bakteri di udara juga sangat dipengaruhi oleh partikel-partikel/ tetesan kecil
air. Volume aerosol yang cukup ringan terbawa angin ini lebih besar
dibandingkan dengan sel bakteri sehingga bakteri dapat mudah terlarut
didalamnya dan tersebar di udara. Aerosol dapat terbentuk oleh
kegiatan-kegiatan yang dapat memisahkan dan menyebarkan formasi air seperti
batuk, bersin, semprotan air, cipratan air, dan gelembung udara di dalam air
(Pradhika, 2010).
Keberadaan mikroorganisme di udara
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembaban udara, ukuran dan konsentrasi
partikel debu, temperatur, aliran udara, jenis mikroorganisme. Semakin lembab
(banyak uap dan partikel air) maka kemungkinan semakin banyak kandungan mikroba
di udara karena partikel air dapat memindahkan sel-sel yang berada di
permukaan. Begitu juga dengan partikel debu, semakin tinggi konsentrasinya dan
semakin kecil ukuran partikel debu maka semakin banyak jumlah mikroba di udara.
Jika suhu di suatu ruangan dinaikkan maka akan berdampak pada kekeringan di
udara, tetapi perlu diperhatikan bahwa suhu tinggi dapat menaikkan suhu air
sehingga memudahkan proses penguapan air.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam
melakukan isolasi digunakan media PCA. PCA dapat menjadi media yang baik untuk
bakteri, kapang, maupun yeast.
2. Dari hasil pengamatan didapat bentuk
koloni circular, elevasi flat, berwarna crem, bentuk sel berupa bacill, dan
bersifat gram negative.
3. Tingkat pencemaran yang tinggi
tersebut dipeengaruhi oleh beberpa factor seperti laju ventilasi, padatnya
orang, dan sifat serta taraf kegiatan orang
yang menempati ruangan tersebut.
4. Ditemukannya beberapa koloni kapang Aspergillus.
Dicirikan dengan bentuk koloni yang ireguler , dengan tepi convex, hifa
bersekat , spora dengan konnidiospora, dan
memiliki bentuk khusus yaitu vesikula.
5. Keberadaan
mikroorganisme di udara dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kelembaban
udara, ukuran dan konsentrasi partikel debu, temperatur, aliran udara, jenis
mikroorganisme
DAFTAR
PUSTAKA
Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi
(Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi.
Malang: JICA.
Pelczar, M. 1986. Dasar- Dasar
Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
Volk dan Wheeler. 1993. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.
Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
Volk dan Wheeler. 1993. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.
Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt.
1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan Tedjo Baskoro: Allgemeine
Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar
Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Thieman, William J, and Michael A.
Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New York: Benjamin
Cummings.
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus
Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar
Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus
Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana
ka saya tertarik dengan pembahasan di atas... apakah ada jurnalnya ? thx
BalasHapuskenapa dapus dengan kutipannya berbeda ? copas ?
BalasHapusThe best casino bonus codes - DrmCD
BalasHapusWhat can 의왕 출장안마 I expect from an online 거제 출장안마 casino? Casino bonuses are 광주광역 출장샵 a great way for players to 거제 출장안마 wager and 안동 출장샵 win real money without spending real money. They can be